oleh:
Muchamad
Fauyan, M. Pd.
Abstrak:
Model
pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami di SD/MI merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis untuk mengorganisasikan
proses pembelajaran bahasa Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan empak
aspek keterampilan berbahasa sekaligus membantu peserta didiknya untuk
memahami, menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi
pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. serta berakhlak mulia
melalui pemberian nilai-nilai ke-Islaman
pada pembelajarannya baik berupa bahan ajar yang digunakan maupun pada proses transformasi
pembelajaran yang dilaksanakan. Adapun implementasi pembelajarannya
memiliki karakteristik, seperti: selalu menyebut nama Allah, penggunaan
istilah, ilustrasi visual, aplikasi atau contoh-contoh, menyisipkan ayat atau
hadits yang relevan, penelusuran sejarah, dan jaringan topik.
Kata Kunci: Pembelajaran Bahasa Indonesia, Nilai-nilai Islami.
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam upaya mewujudkan fungsi pendidikan nasional tersebut, bahasa
Indonesia sebagai bagian dari kurikulum pendidikan juga diharapkan menjadi sebagai
wahana dalam pembangunan karakter bangsa mengingat kondisi bangsa saat ini yang
sedang mengalami krisis karakter. Pembelajaran bahasa Indonesia seharusnya
tidak hanya diorientasikan pada penguasaan teori bahasa dan pengembangan keterampilan
berbahasa saja, tetapi perlu diubah dan dikembangkan agar menyentuh dimensi spiritual
Islami sehingga berkontribusi lebih besar lagi dalam pendidikan nilai Islam di
sekolah. Oleh sebab itu, diperlukan suatu rumusan pembelajaran bahasa Indonesia
yang bermuatan nilai Islami pada proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
atau pun madrasah.
Berdasarkan permasalahan di atas dan didasari oleh adanya penekanan
pada pendidikan nilai Islami dan landasan bagi berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka penulis menyusun makalah yang
berjudul “Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Nilai-Nilai Islami di SD/MI”.
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang konsep model pembelajaran,
nilai-nilai Islami dan bentuk pembelajarannya, serta rumusan model pembelajaran
bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami di SD/MI.
B.
Konsep Model Pembelajaran
Untuk
membahas model pembelajaran, terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari istilah-istilah
yang seringkali dikacaukan penggunaannya dengan istilah model pembelajaran.
Dalam pandangan Wina Sanjaya (2007: 324) beberapa istilah itu, antara lain: 1) Pendekatan
pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, 2) Strategi pembelajaran adalah
perencanaan, metode, atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan
pembelaaran tertentu, 3) Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan untuk
mengimplementasikan atau upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, dan 4) Teknik
dan taktik mengajar adalah penjabaran dari metode pembelajaran. Lebih jelasnya,
teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode, sedangkan taktik
adalah gaya seseorang dalam melaksanakan
suatu teknik atau metode tertentu.
Lalu
apa pengertian model? Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik, dan
taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah yang disebut dengan model pembelajaran. Menurut Ali (2007: 4), model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan
berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran
berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis,
psikiatri, analisis sistem, atau teori-teori lain. Joyce & Weil (Ali, 2007:124)
berpendapat bahwa model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Jadi,
model pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu pola atau bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran adalah bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.
C.
Model-Model Pembelajaran Khas Bahasa Indonesia SD/MI
Beberapa
model pembelajaran bahasa Indonesia SD/MI di antaranya pembelajaran terpadu,
tematik, PAKEM (Pembelajaran Aktif
Kreatif Efektif Menyenangkan), kooperatif, keterampilan
proses, kecakapan hidup, pembelajaran menyeluruh, dan kontekstual. Guru sebagai
elemen penting dalam pembelajaran harus betul-betul paham dan mengerti model
pembelajaran apa yang digunakan untuk menyampaikan materi pada peserta didik
sehingga pembelajaran terjadi secara efektif. Para guru boleh memilih model pembelajaran tersebut yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangan dan karakter belajar siswa serta efesien untuk mencapai tujuan pendidikan bahasa
Indonesia.
Dalam
konteks makalah ini, pola pembelajaran yang dianggap paling tepat untuk
menanamkan nilai-nilai agama Islam pada siswa SD/MI adalah model pembelajaran
tematik dengan pendekatan integralistik yang dikolaborasikan dengan pendekatan
pembelajaran bahasa, yakni pendekatan tujuan, struktural, dan komunikatif. Hal ini dikarenakan, pendekatan
integral dalam pembelajaran nilai cocok diterapkan ketika suatu nilai
ingin diintegrasikan ke dalam mata pelajaran. Di samping itu, dengan tematik
dapat melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman dan kesadaran nilai yang bermakna kepada siswa.
Yang demikian itu adalah sejalan dengan isi dokumen lampiran IV Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran bahwa kegiatan
pembelajaran perlu menggunakan prinsip
yang: (1) berpusat pada
peserta didik, (2)
mengembangkan kreativitas peserta
didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan
nilai, etika, estetika,
logika, dan kinestetika,
dan (5) menyediakan pengalaman
belajar yang beragam
melalui penerapan berbagai strategi
dan metode pembelajaran
yang menyenangkan, kontekstual,
efektif, efisien, dan bermakna.
Lebih
lanjut, dalam dokumen lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 dijelaskan bahwa kurikulum 2013
mengembangkan dua modus
proses pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses
pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik
melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang
dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Proses
pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung
atau yang disebut
dengan instructional effect. Sedangkan, pembelajaran tidak
langsung adalah proses
pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung
tetapi tidak dirancang
dalam kegiatan khusus.
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.
Oleh karena
itu, dalam proses
pembelajaran Kurikulum 2013, semua
kegiatan yang terjadi
selama belajar di sekolah
dan di luar dalam
kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan
perilaku yang terkait dengan sikap. Baik
pembelajaran langsung maupun
pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan
pembelajaran yang menyangkut KD (Kompetensi Dasar) yang dikembangkan dari KI-3 (Kompetensi
Inti-3/Pengetahuan) dan KI-4 (Kompetensi Inti-4/Penerapan Pengetahuan). Keduanya,
dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi
wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1
(Kompetensi Inti-1/sikap Keberagamaan)
dan KI-2 (Kompetensi Inti-2/Sikap
Sosial). Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran
yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
D.
Integrasi Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
SD/MI
Sebagaimana
dijelaskan Mulyana dalam (Kohar,
2010) bahwa pendekatan integral dalam pembelajaran nilai cocok
diterapkan bilamana suatu nilai ingin diintegrasikan ke dalam mata pelajaran. Pendekatan
ini memadukan kemampuan kognitif dan afektif secara integral. Melalui
pertimbangan kognitif-afektif inilah yang diharapkan siswa dapat bertindak dengan
benar dan tepat
atas dasar nilai
yang ia peroleh. Oleh karena itu,
dalam mengintegrasikan nilai-nilai islam ke dalam pembelajaran bahsasa Indonesia, guru perlu membuat
suatu model integrasi nilai islam dengan pembelajaran bahasa Indonesia.
Model keterkaitan ini hendaknya
disesuaikan dengan topik bahasa Indonesia dan nilai islam yang akan
dibelajarkan kepada siswa. Melalui model integrasi ini guru dapat
mengembangkannya menjadi perangkat pembelajaran dengan tetap memperhatikan
pendekatan/strategi pembelajaran bahasa Indonesia yang sesuai dengan nilai
islam yang akan ditanamkan.
Sebenarnya,
ada berbagai model pengintegrasian yang dapat dilakukan, di antaranya adalah
model terhubung (connected), model
jaring laba-laba (webbed),
dan model terintegrasi (integrated). Model terhubung adalah model pembelajaran yang menghubungkan secara
eksplisit suatu topik dengan topik berikutnya, suatu konsep dengan konsep lain,
suatu keterampilan dengan keterampilan lain,
atau suatu tugas
dengan tugas berikutnya,
dalam satu bidang
studi. Kemudian, model jaring
laba-laba merupakan model
pembelajaran yang
menggunakan pendekatan tematik untuk mengintegrasikan beberapa bidang studi. Yang terakhir,
model terintegrasi ialah model pembelajaran yang menggabungkan berbagai bidang
studi dengan menemukan konsep, keterampilan, dan sikap yang saling tumpang
tindih (Zuchdi, 2010: 23-24).Di
antara ketiga model tersebut, yang paling sering digunakan adalah model yang
kedua, yakni model yang menggunakan pendekatan tematik.
Pengembangan model pembelajaran bahasa Indonesia yang mengintegrasikan nilai-nilai agama Islam di SD/MI dapat dilakukan oleh guru atau tim yang terdiri dari dua atau tiga guru kolaboratif dalam bentuk lesson study, dengan prosedur sebagai berikut: 1) Penentuan nilai-nilai Islam yang akan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, 2) Penentuan tujuan pembelajaran, yaitu menguasai teori dan keterampilan berbahasa Indonesia dan mengaktualisasikan nilai-nilai agama Islam, 3) Pembuatan silabus dengan mengintegrasikan nilai-nilai target agama Islam, 4) Pembuatan RPP dengan mengintegrasikan nilai-nilai target agama Islam, 5) Pembuatan instrumen evaluasi pembelajaran, 6) Melaksanakan pembelajaran berpusat pada siswa, 7) Melaksanakan evaluasi program pembelajaran yang meliputi capaian dalam ranah kognitif, afektif, keterampilan, dan perilaku sehari-hari (habit), berupa evaluasi proses dan evaluasi hasil, dan 8) Menganalisis hasil evaluasi serta menentukan tindak lanjut program pembelajaran. Adapun nilai-nilai Islam yang diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia SD/MI harus mempertimbangkan aspek SKL bahasa Indonesia SD/MI, faktor nilai-nilai Islam dalam materi PAI SD/MI yang meliputi aspek alquran, akidah, syariah, sejarah peradaban Islam, dan akhlak.
Pengembangan model pembelajaran bahasa Indonesia yang mengintegrasikan nilai-nilai agama Islam di SD/MI dapat dilakukan oleh guru atau tim yang terdiri dari dua atau tiga guru kolaboratif dalam bentuk lesson study, dengan prosedur sebagai berikut: 1) Penentuan nilai-nilai Islam yang akan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, 2) Penentuan tujuan pembelajaran, yaitu menguasai teori dan keterampilan berbahasa Indonesia dan mengaktualisasikan nilai-nilai agama Islam, 3) Pembuatan silabus dengan mengintegrasikan nilai-nilai target agama Islam, 4) Pembuatan RPP dengan mengintegrasikan nilai-nilai target agama Islam, 5) Pembuatan instrumen evaluasi pembelajaran, 6) Melaksanakan pembelajaran berpusat pada siswa, 7) Melaksanakan evaluasi program pembelajaran yang meliputi capaian dalam ranah kognitif, afektif, keterampilan, dan perilaku sehari-hari (habit), berupa evaluasi proses dan evaluasi hasil, dan 8) Menganalisis hasil evaluasi serta menentukan tindak lanjut program pembelajaran. Adapun nilai-nilai Islam yang diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia SD/MI harus mempertimbangkan aspek SKL bahasa Indonesia SD/MI, faktor nilai-nilai Islam dalam materi PAI SD/MI yang meliputi aspek alquran, akidah, syariah, sejarah peradaban Islam, dan akhlak.
E.
Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Nilai-Nilai Islami di
SD/MI
Pada umumnya pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI dilakukan
secara parsial, yaitu mata pelajaran terpisah dengan mata pelajaran lain.
Pembelajaran bahasa Indonesia secara parsial, tidak mengintegrasikan
nilai-nilai agama dalam muatan-muatan pelajarannya. Fokus pembelajaran parsial
hanya pada ketercapaian tujuan materi pelajaran yang cenderung hanya menyentuh
aspek kognitif. Akibatnya, pelajaran bahasa Indonesia kering dari pesan-pesan
moral dan upaya pembentukan pribadi yang berkarakter. Padahal, bahasa Indonesia
ditinjau secara filosofis memiliki
nilai transenden yang banyak terkandung dalam ayat-ayat Alquran. Nilai
transendensi bahasa adalah bahasa sebagai fitrah manusia. Firman Tuhan “Yang
Mahakasih. Mengajarkan Alquran. Mencipta insan. Mengajarkan al bayan” (Al Rahman, 1-4). Al bayan
diratikan sebagai kemampuan
berkomunikasi. Prinsip komunikasi dalam Islam sendiri dengan menarik
kata “qaul” disimpulkan ada enam
prinsip, yaitu qaulan sadidan (QS. 4:9; 33:70), qaulan balighan (QS. 4:63),
qaulan maysuran (QS. 17:28), qaulan
layyinan (QS. 20:44), qaulan kariman (QS. 17:23), dan qaulan ma’rufan (QS.
4:5).
Selanjutnya, merujuk
pengertian model pembelajaran di atas, maka model pembelajaran bahasa Indonesia
bermuatan nilai-nilai Islami di SD/MI diartikan sebagai kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis untuk mengorganisasikan proses
pembelajaran bahasa Indonesia untuk mencapai tujuan belajar bahasa Indonesia di
SD/MI dengan pemberian nilai-nilai ke-Islaman
pada pembelajarannya baik berupa bahan ajar maupun pada proses transformasi
pembelajaran yang dilaksanakan.
Dari pengertian tersebut, dalam konteks tujuan pembelajaran bahasa
Indonesia yang ingin dicapai disamping untuk mengembangkan empak aspek
keterampilan berbahasa sekaligus membantu peserta didiknya untuk memahami,
menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi pribadi
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. serta berakhlak mulia, maka dapat
dilakukan, pertama dengan pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan prinsip
pembinaan keimanan dan ketakwaan serta pembinaan terhadap guru bahasa tentang
keimanan dan ketakwaan. Dengan kata lain, guru bahasa Indonesia di samping
mengajarkan bahasa juga mengajarkan ajaran Islam dan akhlak berbahasa baik
secara eksplisit maupun implisit. Cara kedua, menekankan peran guru dalam
mentransformasikan nilai-nilai agama melalui pembelajaran bahasa Indonesia
(Anshori, TT).
Sehubungan itu, Yasri (2009) memaparkan beberapa strategi
pembelajaran yang dikaitkan dengan penanaman nilai-nilai ajaran Islam dilakukan
dengan cara, yaitu: selalu menyebut nama Allah, penggunaan
istilah, ilustrasi visual, aplikasi atau contoh-contoh, menyisipkan ayat atau
hadits yang relevan, penelusuran sejarah, dan jaringan topik. Aplikasi model pembelajaran
bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami di SD/MI sesuai pendapat Yasri
tersebut dikembangkan sebagai berikut:
a) Selalu menyebut nama Allah
Sebelum pembelajaran dimulai, ditradisikan diawali dengan
membaca Basmalllah dan berdoa
bersama-sama. Dalam RPP
dapat dimuatkan secara eksplisit penyebutan/pengucapan Basmallah dan bacaan doa
belajar. Kemudian pada setiap tahap demi tahap dalam memulai dan mengakhiri
pengerjaan soal dalam pembelajaran bahasa Indonesia diupayakan diawali dan ditutup
secara bersama-sama dengan mengucap Basmalah
dan Alhamdulillah. Tenaga pendidik atau pengajar hendaknya selalu
mengingatkan kepada peserta didik betapa pentingnya kita selalu ingat, mengatasnamakan
Allah untuk segala aktivitas dan bersyukur kepada Allah, apa lagi ketika sedang
menggali ilmu-Nya Allah.
b) Penggunaan Istilah
Istilah dalam bahasa Indonesia sangat banyak. Diantara
istilah tersebut dapat ditambah dengan peristilahan dalam ajaran Islam, antara
lain: penggunaan istilah bahasa dalam bahasa arab, nama, cerita/peristiwa atau
benda yang bermuatan islam. Misalnya: penggunaan istilah bahasa dalam bahasa arab (membaca-qiraah,
menulis-kitabah, menyimak-istima’, tahfidz, tahqiq, tartil, dll), nama (Ahmad, Fatimah,
Khodidjah), cerita/peristiwa (mujizat para nabi, surga dan neraka), benda-benda (kitab-kitab
suci, masjid).
c) Ilustrasi visual
Alat-alat dan media pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dapat berupa wacana Islami, cerita bergambar
yang divisualisasikan dengan gambar-gambar atau potret-potret yang Islami, dll.
d) Aplikasi atau contoh-contoh
Dalam menjelaskan suatu kompetensi dapat menggunakan bahan ajar dengan
memberikan contoh-contoh aplikatif. Misalnya dalam keterampilan membaca-menulis diajarkan
posisi membaca dan memegang pensil serta adab-adab membaca alqur’an, dalam
keterampilan berbicara dapat dijelaskan dan dicontohkan teknik
komunikasi berdasarkan prinsip komunikasi Islam sesuai lawan bicara dan tujuan
pembicaraan, seperti seni berkomunikasi dengan orang tua atau yang lebih tua,
dengan guru, dengan teman, dll.
e) Menyisipkan ayat atau hadits yang relevan
Dalam pembahasan materi tertentu dapat menyisipkan ayat atau hadits yang relevan dengan aspek keterampilan berbahasa Indonesia yang ingin dikembangkan, antara
lain: (1) pembelajaran membaca (surat al Alaq 1-5, dll), (2) pembelajaran (surat
47:21 dan surat 7:157, dll). (3) Pembelajaran berbicara (surat 2:163, dll).
(4) Pembelajaran menulis (surat 68:1, surat 16:125, surat 16:10-11, surat 3:17,
surat 16:96 dll). (5) Dalam
mengapresiasi karya sastra (surat 16:44, surat 53:3-4, surat 17:23, surat 31:
11, 18 dll).
f) Penelusuran sejarah
Penjelasan suatu kompetensi dapat
dikaitkan dengan sejarah Islam. Misalnya dalam pembahasan membaca dan menulis dapat
disampaikan sejarah pengkodifikasian alquran, tradisi tulis menulis di kalangan
Islam pertama, para sahabat nabi yang ahli baca tulis, dll.
g) Jaringan topik
Mengaitkan bahasa Indonesia dengan topik-topik dalam disiplin ilmu
lain sesuai dengan SK-KD atau KI-KD yang
terdapat dalam kurikulum.
Sementara itu, sebagai
sebuah model pembelajaran, model pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan
nilai-nilai Islami terdiri dari beberapa komponen. Masing-masing komponen model
pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami tersebut dijelaskan
sebagai berikut:
1)
Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan
Nilai-Nilai Islami
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan
nilai-nilai Islami merupakan pengembangan dari tujuan pembelajaran bahasa
Indonesia pada umumnya sebagaimana tercantum dalam standar kompetensi lulusan
mata pelajaran bahasa Indonesia SD/MI yang meliputi empat aspektujuan: mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Pengembangan ini dilakukan sebagai konsekuensi
dari perkembangan zaman dan tuntutan kebutuhan akan adanya pembelajaran bahasa
Indonesia disamping untuk mengembangkan empak aspek keterampilan berbahasa sekaligus
membantu peserta didiknya untuk memahami, menghayati, meyakini, dan mengamalkan
ajaran Islam sehingga menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
swt. serta berakhlak mulia.
2)
Nilai-nilai Islami yang Diintegrasikan dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia SD/MI
Nilai-nilai
Islami yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran bahasa ini mempertimbangkan
faktor materi PAI untuk SD yang meliputi aspek akidah, syari’ah, dan akhlak. Sebagai
contoh landasan transenden/ayat-ayat alquran yang hendaknya diberikan kepada
para siswa dalam rangka mengintegrasikan pembelajaran bahasa yang didasarkan
pada kelompok keterampilan yang terdapat
dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yakni: a) Dalam pembelajaran membaca, landasan religius yang
bisa ditransformasikan berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam surat al
Alaq 1-5. Kelima ayat tersebut merupakan wahyu pertama yang diterima Nabi
Muhammad saw. ketika beliau diangkap menjadi nabi dan rasul. Berlandaskan ayat
di atas, membaca menjadi salah satu keharusan. Tanpa membaca manusia akan buta
ilmu pengetahuan, karena membaca merupakan jendela ilmu pengetahuan. Dalam pembelajaran membaca, guru bisa
menyisipkan ayat di atas sebagai reward
agar para siswa tidak hanya membaca karena ingin mendapatkan nilai baik atau
disuruh gurunya. Para siswa hendaknya disadarkan bahwa membawa merupakan
perintah Tuhan. Dengan demikian, membaca merupakan salah satu bentuk ibadah. b)
Menyimak, merupakan media untuk menyerap informasi baik berupa gagasan, ide,
pikiran, kehendak, keluhan, dll. Dalam
proses pembelajaran, guru bisa menyisipkan makna dari surat 47:21 dan surat
7:157. c) Berbicara, dalam ajaran Islam pembicaraan yang baik, mengandung
manfaat bagi pihak lain, lebih baik nilainya daripada sadaqah yang diikuti
dengan cacian kepada si penerimanya. Inilah nilai transendental dari keterampilan berbicara.
Untuk itu perlu diberikan bagaimana cara
pembicaraan (pragmatik) yang disesuaikan
dengan lawan bicaranya dengan menggunakan prinsip-prinsip berbicara dalam Islam, sehingga komunikasi lisan tersebut memberikan
manfaat kepada orang lain (QS. 2:163). d) Menulis, merupakan bagian dari dakwah,
selama informasi yang diberikan bisa membantu orang lain.
Menulis merupakan motode efektif untuk menyampaikan informasi secara terbuka.
Landasan moral untuk menulis bisa disimak dalam surat 68; 1, surat 16:125,
surat 16:10-11, surat 3:17, surat 16:96 dll. Sebagaimana diketahui, wahyu kedua
yang diturunka adalah surah al-Qalam (surah ke-68). Pada ayat pertama surat itu
tergambar pentingnya qalam (alat tulis) berikut kegiatan tulis-menulis. Kitab
suci Alquran sendiri diberikan nama lain yang tidak kalah terkenalnya, yaitu
alkitab yang berarti sesuatu yang tertulis. e). Dalam mengapresiasi
karya sastra, selain
memilih karya sastra
diperlukan juga landasan moral
untuk mencontoh prilaku orang lain
secara benar. Landasan moral ini bisa
dilihat dalam surat 16:44, surat 53:3-4,
surat 17:23, surat 31: 11, 18
dll. Pemilihan karya sastra
merupakan bagian dari
langkah untuk memperkenalkan nilai-nilai akhlak kepada para
siswa.
3)
Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Nilai-Nilai Islami
Materi pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai
Islami yang dikembangkan mempertimbangkan faktor-faktor: a) Ruang lingkup materi
bahasa Indonesia untuk SD dan keterkaitannya dengan materi PAI untuk SD, b) Materi
bahasa Indonesia berdasarkan kerangka teori materi bahasa Indonesia, c) Materi
muatan nilai-nilai Islami berdasarkan kerangka teori agama Islam, d) Perkembangan
siswa, masyarakat, dan IPTEK, dan e) Pendapat pakar dalam bidang pendidikan bahasa
Indonesia dan pendidikan nilai.
4)
Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Nilai Nilai Islami
Sebagaimana telah
dijelaskan diawal bahwa dalam konteks pengembangan model pembelajaran bahasa
bermuatan nilai-nilai islami maka pola pembelajaran yang dianggap paling tepat
untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam pada siswa SD/MI adalah model
pembelajaran tematik dengan pendekatan integralistik yang dikolaborasikan
dengan pendekatan pembelajaran bahasa, yakni pendekatan tujuan, struktural, dan
komunikatif. Metode yang dapat
digunakan di antaranya: metode tata bahasa/terjemahan, metode membaca, metode
audiolingual, metode reseptif/produktif, metode langsung, metode komunikatif, metode
integratif, metode tematik, metode kuantum, metode konstruktivistik, metode
partisipatoris, dan metode kontekstual. Sedangkan, teknik yang digunakan terdiri dari: 1) Teknik
klarifikasi; teknik ini merupakan salah satu cara untuk membantu anak dalam
menentukan nilai-nilai yang akan dipilihnya. 2) Teknik internalisasi; kalau
teknik klarifikasi hanya terbatas pada pemilihan nilai dengan disertai wawasan
yang cukup luas dan mendalam, maka dalam teknik internalisasi ini sasaranya
kepada tahap pemilikan nilai yang menyatu dalam kepribadian siswa, atau sampai
pada taraf karakterisasi atau mewatak.
5)
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan
Nilai-Nilai Islami
Alat-alat atau media yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami dapat berupa
wacana Islami, yaitu wacana yang di dalamnya disisipkan ayat-ayat alquran dan
alhadist atau media yang divisualisasikan dengan gambar-gambar atau potret
yang islami. Yang perlu dilakukan pendidikan
dalam menyiapkan media termasuk bahan bacaan adalah disesuaikan dengan tingkat
keterbacaan wacana, waktu tersedia, dan bisa tidaknya wacana membangkitkan
minat peserta didik.
6)
Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bermuatan Nilai-Nilai Islami
Evaluasi yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami dapat dilakukan baik
secara tes maupun nontes..
7) Pola Interaksi Guru dengan Siswa dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Nilai-Nilai Islami
Berdasarkan nilai-nilai Islam dalam
pembelajaran, maka pola interkasi guru dengan siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami, adalah:
-
Pendidik
dan peserta didik hendaknya memiliki hubungan yang akrab, bagaikan hubungan
orang tua dengan anaknya.
-
Pendidik
dan peserta didik memiliki niat yang benar dalam pembelajaran bahasa Indonesia
bermuatan nilai-nilai Islami.
- Pendidik
hendaknya mampu memberikan materi pembelajaran bahasa Indonesia yang mendidik
dan bermakna, baik untuk kepentingan hidupnya sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat.
- Pendidik
hendaknya mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep bahasa Indonesia dan
nilai-nilai Islam bagi peserta didik dengan pembinaan keterampilan bahasa
Indonesia.
-
Pendidik
hendaknya mampu memberikan model/contoh yang dapat diamati dan ditiru oleh peserta
didik dalam kehidupan sehari-harinya.
- Pendidik
hendaknya mampu mengembangkan sikap komunikasi terbuka dan komunikasi yang
jelas dengan peserta didik.
-
Peserta
didik memiliki ketaatan dan kepatuhan kepada pendidika atas dasar pendekatan
normatif, yaitu penunaian kewajiban yang akan mendatangkan ilmu yang
bermanfaat.
-
Peserta
didik dituntut untuk mengamalkan ajaran Islam yang dikembangkan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.
-
Peserta
didik dituntut untuk semangat dalam belajar mandiri atau kelompok dengan
suasana penuh kekeluargaan.
-
Kegiatan pembelajaran bahasa
Indonesia bermuatan nilai-nilai islami hendaknya memiliki suasana yang
menyenangkan.
F. Penutup
Dari uraian
diatas dapat disimpulkan model pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan
nilai-nilai Islami bertujuan untuk mengembangkan empak aspek keterampilan
berbahasa peserta didik sekaligus membantu peserta didiknya untuk memahami,
menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi pribadi
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. serta berakhlak mulia.
Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan dua cara: pertama, transformasi nilai-nilai Islami (religi) oleh
guru secara implisit atau eksplisit dalam proses pembelajaran bahasa. Kedua,
pemilihan bahan ajar yang mendukung terintegrasinya antara materi bahasa dan nilai-nilai
Islami. Dengan demikian, diharapkan guru bahasa Indonesia dalam memahami
nilai-nilai agama dalam konteks bahasa perlu ditingkatkan. Hal ini disadari
karena terintegrasinya pembelajaran bahasa dengan nilai Islami bergantung pada
kepiawaian guru dalam memberi makna dan membuka hikmah di balik semua proses
pembelajaran bahasa, dan yang tidak kalah penting adalah perlu dirumuskan bahan
ajar yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran bahasa untuk pengembangan
berbahasa sekaligus IMTAQ para siswa mengingat wacana yang dikutip dalam buku-buku
paket belum bisa mendukung terintegrasinya nilai-nilai agama Islam dengan pembelajaran
bahasa Indonesia SD/MI.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 2007. Modul
Teori dan Praktek Pembelajaran Pendidikan Dasar. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia.
Alquran dan
Terjemahnya. 1971. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah.
Anshori, Dadang S. TT. “Ruh Islam dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia”. E-book. Tersedia di Internet.
Cahyani, Isah. 2009. Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1989. Jakarta:
Balai Pustaka.
Depdiknas. 2006. Model
Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Jakarta: Balai Pustaka.
Kohar, Ahmad
Wachidul. 2010. “Membumikan Pendidikan Nilai Melalui Integrasi Nilai Islam Dalam Pembelajaran Matematika”.
Makalah Disamapaikan dalam Seminar Pendidikan Matematika. Tersedia di http://bangqohar.wordpress.com//.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 81A
Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum
Pembelajaran.
Sanjaya, Wina. 2006. Stretegi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan
Mencintai Alquran. Jakarta: Gema Insani Press.
Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Yasri.
TT. “Strategi Pembelajaran Matematika Bernuansa Islami”. http://bdkpadang.kemenag.go.id/. Diakses Tanggal 25 Oktober 2014.
Zuchdi, Darmiyati. 2010. Pendidikan Karakter dengan Pendekatan
Komprehensif Terintegrasi dalam Perkuliahan dan Pengembangan Kultur
Universitas. Yogyakarta: UNY Press.
No comments:
Post a Comment