Selamat Datang di Blog Si Bejo - You deserve to get the best things in life

Tuesday 24 February 2015

PBI MI: P.2. PEMEROLEHAN BAHASA ANAK

PPT MATERI PEMEROLEHAN BAHASA ANAK DAPAT DIDOWNLOAD DI SINI

Wednesday 18 February 2015

TUGAS BAHASA INDONESIA SEMESTER GENAP TA 2014/2015 PRODI PGRA DAN PAI

Para mahasiswa yang baik hatinya, untuk memperdalam pemahaman dan penguasaan kata baku dan pembentukan kata, Saudara diminta untuk mengerjakan tugas terstruktur sebagai berikut.
TUGAS TERSTRUKTUR BI
SOAL!
Ambillah bagian kata pengantar dari skripsi mahasiswa STAIN Pekalongan! Selanjutnya, tugas Anda adalah sebagai berikut.

  1. Daftarkanlah penggunaan kata dasar, kata turunan, gabungan kata (kombinasi), dan kata penghubung (konjungsi) yang tidak baku pada bagian kata pengantar tersebut menjadi bentuk baku.
  2. Daftarkanlah penggunaan kata yang merupakan bentuk afiksasi, reduplikasi, kombinasi, abreviasi yang terdapat pada bagian kata pengantar tersebut.
  3. Daftarkanlah penggunaan kata bentukan yang merupakan hasil bentukan dari kata dasar berfonem awal /p/, /t/, /k/, dan /s/ yang dilekatkan atau mendapat afiks/imbuhan {meng-} atau {me-}, {meng..kan}, dan {meng...i} atau {me...i}. Jelaskan pula proses afiksasinya.

TUGAS PENGAMATAN DAN PEDOMAN LAPORAN PENGAMATAN MAKUL PBI MI/SD TA 2014/2015

TUGAS TERSTRUKTUR
TUGAS PENGAMATAN
(Nilai 10 Poin)

Amatilah lima anak masing-masing berumur 6-12 bulan, 13-24 bulan, 25-36 bulan, 37-48 bulan, serta 49-60 bulan. Fokuskan pengamatan Saudara pada:
a.       Cara mereka berkomunikasi (mendengar dan berbicara atau merespon);
b.      Tuturan yang mereka hasilkan (masing-masing 3 contoh tuturan);
c.       Strategi mereka belajar bahasa; serta
d.      Ciri khas tuturan dari masing-masing anak
Selanjutnya, tulislah hasil pengamatan Saudara dalam format berikut.
No
Anak Umur
Cara mereka berkomunikasi
Contoh
Tuturan
Strategi Bealjar Bahasa
Ciri Khas Tuturan
1
6-12 bulan




2
13-24 bulan




3
25-36 bulan




4
37-48 bulan




5
49-60 bulan




Hasil pekerjaan Saudara, coba cermati ulang. Selanjutnya, coba Anda jelaskan perbedaan keempat hal tersebut dari masing-masing anak.

PEDOMAN PENULISAN LAPORAN PENGAMATAN
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

A.      Ssitematika Laporan Penelitian
Laporan penelitian memuat:
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan. Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, prosedur pemecahan masalah, dan sistematika laporan penelitian.
Bab II. Landasan Teoritis. Bagian ini memuat kajian teori disusun berdasarkan relevansi yang diperlukan dalam penulisan laporan dan berisi penjelasan secukupnya tentang spesifikasinya.
Bab III. Temuan Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian. Bagian ini memuat uraian tentang temuan lapangan dan pembahasan hasil penelitian berdasarkan masalah yang diajukan, yang dilengkapi dengan data temuan lapangan serta data pendukung serta argumen-argumen yang berlandaskan pandangan pakar dan teori yang relevan yang telah diurai dalam bagian landasan teori.
Bab IV. Penutup. Bagian ini merupakan simpulan dan bukan ringkasan isi. Simpulan adalah makna yang diberikan penulis terhadap hasil penelitian yang telah dibuatnya pada bagian isi. Dalam mengambil simpulan tersebut penulis harus mengacu kembali ke permasalahan yang dijaukan dalam bagian pendahuluan.
Daftar Pustaka
B.       Teknik Pengetikan Laporan
Laporan ditulis dengan menggunakan kertas HVS 70-80 gram ukuran A4 atu kuarto.  Pengetikan makalah harus mengikuti tauran-aturan berikut ini.
1.      Diketik dengan menggunakan komputer, huruf jenis Times New Roman ukuran 12.
2.      Batas tepi kiri, tepi atas, tepi kanan, dan tepi bawah masing-masing adalah 4 cm, 4 cm, 3 cm, dan 3 cm.
3.      Pengetikan paragraf baru dimulai dengan awal kalimat yang menjorok masuk ke dalam dengan lima pukulan atau 1 tab bila dengan komputer.
4.      Penulisan Judul dan Judul Bab menggunakan HURUF KAPITAL SEMUA, tanpa garis bawah dan tanpa titik.
5.      Cara penomoran menggunakan sistem kerangka lekuk:I., A., 1., a, 1), a), (1), (a).


Contoh Halaman Judul:


PEMEROLEHAN BAHASA ANAK
USIA 1-5 TAHUN
(Studi Kasus di ......)


Laporan Penelitian


Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah                : Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra di MI/SD
Dosen Pengampu        : Muchamad Fauzan, M. Pd.





LOGO STAIN



  
oleh:
Muchamad Syauqi Almahasin





 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN

2015

Contoh Daftar Isi:

Halaman Judul.........................
Kata Pengantar............
Daftar Isi...................
Bab I. Pendahuluan........
A.    Latar Belakang Masalah......
B.     Rumusan Masalah........
C.     Prosedur Pemecahan Masalah
D.    Sistematika Laporan Penelitian
Bab II. Pemerolehan Bahasa Anak
A.    Pengertian Pemerolehan Bahasa
B.     ....
C.     ...
Bab III. Temuan Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian
A.    Temuan Penelitian
B.     Pembahasan Hasil Penelitian
Bab IV. Penutup
A.    Simpulan
B.     Saran-Saran/Rekomendasi 

PBI MI: P.1. HAKIKAT BAHASA DAN PEMBELAJARAN BAHASA DI MI/SD












Wednesday 11 February 2015

SILABUS DAN SAP BAHASA INDONESIA PGRA SEMESTER GENAP TA 2014/2015

ASSALAMUALAIKUM, WR.WB.
PARA MAHASISWA YANG BUDIMAN SILABUS DAN SAP BAHASA INDONESIA DAPAT SAUDARA DOWNLOAD DI SINI “SILABUS DAN SAP BAHASA INDONESIA”.
SELAMAT MENGIKUTI PERKULIAHAN BI, SEMOGA MAMPU BERBAHASA INDONESIA DENGAN BAIK DAN BENAR, BAIK LISAN MAUPUN TULISAN.
WASSALAMUALAIKUM, WR. WB.

SILABUS DAN SAP PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DAN SASTRA DI MI/SD SEMESTER GENAP TA 2014/2015

ASSALAMUALAIKUM, WR.WB.
PARA MAHASISWA YANG BUDIMAN SILABUS DAN SAP BAHASA INDONESIA DAPAT SAUDARA DOWNLOAD DI SINI "SILABUS DAN SAP PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DAN SASTRA DI MI/SD'.
SELAMAT MENGIKUTI PERKULIAHAN PBIS DI MI/SD, SEMOGA MENJADI MAHASISWA YANG MAMPU MENGELOLA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN SASTRA DI KELAS DENGAN BAIK.
WASSALAMUALAIKUM, WR. WB.

MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERMUATAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SD/MI

oleh:
Muchamad Fauyan, M. Pd.

Abstrak:
Model pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami di SD/MI merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis untuk mengorganisasikan proses pembelajaran bahasa Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan empak aspek keterampilan berbahasa sekaligus membantu peserta didiknya untuk memahami, menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. serta berakhlak mulia melalui pemberian nilai-nilai ke-Islaman pada pembelajarannya baik berupa bahan ajar yang digunakan maupun pada proses transformasi pembelajaran yang dilaksanakan. Adapun implementasi pembelajarannya memiliki karakteristik, seperti: selalu menyebut nama Allah, penggunaan istilah, ilustrasi visual, aplikasi atau contoh-contoh, menyisipkan ayat atau hadits yang relevan, penelusuran sejarah, dan jaringan topik.
Kata Kunci: Pembelajaran Bahasa Indonesia, Nilai-nilai Islami.

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan  kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam  rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi  peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang  Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam upaya mewujudkan fungsi pendidikan nasional tersebut, bahasa Indonesia sebagai bagian dari kurikulum pendidikan juga diharapkan menjadi sebagai wahana dalam pembangunan karakter bangsa mengingat kondisi bangsa saat ini yang sedang mengalami krisis karakter. Pembelajaran bahasa Indonesia seharusnya tidak hanya diorientasikan pada penguasaan teori bahasa dan pengembangan keterampilan berbahasa saja, tetapi perlu diubah dan dikembangkan agar menyentuh dimensi spiritual Islami sehingga berkontribusi lebih besar lagi dalam pendidikan nilai Islam di sekolah. Oleh sebab itu, diperlukan suatu rumusan pembelajaran bahasa Indonesia yang bermuatan nilai Islami pada proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah atau pun madrasah.
Berdasarkan permasalahan di atas dan didasari oleh adanya penekanan pada pendidikan nilai Islami dan landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang  Maha Esa, maka penulis menyusun makalah yang berjudul “Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Nilai-Nilai Islami di SD/MI”. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang konsep model pembelajaran, nilai-nilai Islami dan bentuk pembelajarannya, serta rumusan model pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami di SD/MI.
B.       Konsep Model Pembelajaran
Untuk membahas model pembelajaran, terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari istilah-istilah yang seringkali dikacaukan penggunaannya dengan istilah model pembelajaran. Dalam pandangan Wina Sanjaya (2007: 324) beberapa istilah itu, antara lain: 1) Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, 2) Strategi pembelajaran adalah perencanaan, metode, atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan pembelaaran tertentu, 3) Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan untuk mengimplementasikan atau upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, dan 4) Teknik dan taktik mengajar adalah penjabaran dari metode pembelajaran. Lebih jelasnya, teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka  mengimplementasikan suatu metode, sedangkan taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan  suatu teknik atau metode tertentu.
Lalu apa pengertian model? Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah yang disebut dengan model pembelajaran. Menurut Ali (2007: 4), model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis, psikiatri, analisis sistem, atau teori-teori lain. Joyce & Weil (Ali, 2007:124) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Jadi, model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu pola atau bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
C.      Model-Model Pembelajaran Khas Bahasa Indonesia SD/MI
Beberapa model pembelajaran bahasa Indonesia SD/MI di antaranya pembelajaran terpadu, tematik, PAKEM  (Pembelajaran  Aktif  Kreatif  Efektif  Menyenangkan), kooperatif, keterampilan proses, kecakapan hidup, pembelajaran menyeluruh, dan kontekstual. Guru sebagai elemen penting dalam pembelajaran harus betul-betul paham dan mengerti model pembelajaran apa yang digunakan untuk menyampaikan materi pada peserta didik sehingga pembelajaran terjadi secara efektif. Para guru boleh memilih model pembelajaran tersebut yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangan dan karakter belajar siswa serta efesien untuk mencapai tujuan pendidikan bahasa Indonesia.
Dalam konteks makalah ini, pola pembelajaran yang dianggap paling tepat untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam pada siswa SD/MI adalah model pembelajaran tematik dengan pendekatan integralistik yang dikolaborasikan dengan pendekatan pembelajaran bahasa, yakni pendekatan tujuan, struktural, dan komunikatif. Hal ini dikarenakan, pendekatan integral dalam pembelajaran nilai cocok diterapkan ketika suatu  nilai  ingin diintegrasikan ke dalam mata pelajaran. Di samping itu, dengan tematik dapat melibatkan beberapa mata pelajaran untuk  memberikan pengalaman dan kesadaran nilai yang bermakna kepada siswa. Yang demikian itu adalah sejalan dengan isi dokumen lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran bahwa kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip  yang: (1)  berpusat  pada  peserta  didik,  (2)  mengembangkan  kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4)  bermuatan  nilai,  etika,  estetika,  logika,  dan  kinestetika,  dan  (5) menyediakan  pengalaman  belajar  yang  beragam  melalui  penerapan berbagai  strategi  dan  metode  pembelajaran  yang  menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
Lebih lanjut, dalam dokumen lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 dijelaskan bahwa kurikulum  2013  mengembangkan  dua  modus  proses  pembelajaran yaitu  proses  pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan  psikomotorik  melalui  interaksi  langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau  yang  disebut  dengan instructional effect. Sedangkan, pembelajaran  tidak  langsung  adalah  proses  pendidikan  yang  terjadi selama proses pembelajaran  langsung  tetapi  tidak  dirancang  dalam kegiatan  khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.
Oleh  karena  itu,  dalam  proses  pembelajaran Kurikulum 2013, semua  kegiatan  yang  terjadi  selama  belajar  di sekolah  dan  di luar  dalam  kegiatan  kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap. Baik  pembelajaran  langsung  maupun  pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.  Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD (Kompetensi Dasar) yang dikembangkan dari KI-3 (Kompetensi Inti-3/Pengetahuan) dan KI-4 (Kompetensi Inti-4/Penerapan Pengetahuan). Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada  KI-1 (Kompetensi Inti-1/sikap Keberagamaan)  dan  KI-2 (Kompetensi Inti-2/Sikap Sosial).  Pembelajaran  tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
D.      Integrasi Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia SD/MI
Sebagaimana dijelaskan Mulyana dalam (Kohar, 2010) bahwa pendekatan  integral dalam pembelajaran nilai cocok diterapkan bilamana suatu nilai ingin diintegrasikan ke dalam mata pelajaran. Pendekatan ini memadukan kemampuan kognitif dan afektif secara integral. Melalui pertimbangan kognitif-afektif inilah yang diharapkan siswa dapat bertindak  dengan  benar  dan  tepat  atas  dasar  nilai  yang  ia peroleh. Oleh karena itu, dalam mengintegrasikan nilai-nilai islam ke dalam  pembelajaran bahsasa Indonesia, guru  perlu membuat  suatu  model  integrasi nilai  islam dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Model keterkaitan ini hendaknya  disesuaikan dengan topik bahasa Indonesia dan nilai islam yang akan dibelajarkan kepada siswa. Melalui model integrasi ini guru dapat mengembangkannya menjadi perangkat pembelajaran dengan tetap memperhatikan pendekatan/strategi pembelajaran bahasa Indonesia yang sesuai dengan nilai islam yang akan ditanamkan.
Sebenarnya, ada berbagai model pengintegrasian yang dapat dilakukan, di antaranya adalah model terhubung (connected), model  jaring laba-laba  (webbed), dan model terintegrasi (integrated). Model terhubung adalah model  pembelajaran yang menghubungkan secara eksplisit suatu topik dengan topik berikutnya, suatu konsep dengan konsep lain, suatu keterampilan dengan keterampilan lain,  atau  suatu  tugas  dengan  tugas  berikutnya,  dalam  satu  bidang  studi. Kemudian, model  jaring laba-laba merupakan model  pembelajaran  yang menggunakan  pendekatan tematik untuk  mengintegrasikan beberapa bidang studi. Yang terakhir, model terintegrasi ialah model pembelajaran yang menggabungkan berbagai bidang studi dengan menemukan konsep, keterampilan, dan sikap yang saling tumpang tindih (Zuchdi, 2010: 23-24).Di antara ketiga model tersebut, yang paling sering digunakan adalah model yang kedua, yakni model yang menggunakan pendekatan tematik. 
Pengembangan model pembelajaran bahasa Indonesia yang mengintegrasikan nilai-nilai agama Islam di SD/MI dapat dilakukan oleh guru atau tim yang terdiri dari dua atau tiga guru kolaboratif dalam bentuk lesson study, dengan prosedur sebagai berikut: 1) Penentuan  nilai-nilai Islam yang  akan  diintegrasikan  ke  dalam  mata pelajaran bahasa Indonesia, 2) Penentuan  tujuan  pembelajaran,  yaitu  menguasai  teori  dan keterampilan berbahasa Indonesia dan mengaktualisasikan nilai-nilai agama Islam, 3) Pembuatan silabus dengan mengintegrasikan nilai-nilai target agama Islam, 4) Pembuatan RPP dengan mengintegrasikan nilai-nilai target agama Islam, 5) Pembuatan instrumen evaluasi pembelajaran, 6) Melaksanakan pembelajaran berpusat pada siswa, 7) Melaksanakan evaluasi program pembelajaran yang meliputi capaian dalam  ranah  kognitif,  afektif,  keterampilan,  dan  perilaku  sehari-hari (habit), berupa evaluasi proses dan evaluasi hasil, dan 8) Menganalisis hasil evaluasi serta menentukan tindak lanjut program pembelajaran. Adapun nilai-nilai Islam yang diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia SD/MI harus mempertimbangkan aspek SKL bahasa Indonesia SD/MI, faktor nilai-nilai Islam dalam materi PAI SD/MI yang meliputi aspek alquran, akidah, syariah, sejarah peradaban Islam, dan akhlak.
E.       Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Nilai-Nilai Islami di SD/MI
Pada umumnya pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI dilakukan secara parsial, yaitu mata pelajaran terpisah dengan mata pelajaran lain. Pembelajaran bahasa Indonesia secara parsial, tidak mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam muatan-muatan pelajarannya. Fokus pembelajaran parsial hanya pada ketercapaian tujuan materi pelajaran yang cenderung hanya menyentuh aspek kognitif. Akibatnya, pelajaran bahasa Indonesia kering dari pesan-pesan moral dan upaya pembentukan pribadi yang berkarakter. Padahal, bahasa Indonesia ditinjau secara filosofis memiliki nilai transenden yang banyak terkandung dalam ayat-ayat Alquran. Nilai transendensi bahasa adalah bahasa sebagai fitrah manusia. Firman Tuhan “Yang Mahakasih. Mengajarkan Alquran. Mencipta insan. Mengajarkan  al bayan” (Al Rahman, 1-4). Al bayan diratikan  sebagai  kemampuan  berkomunikasi. Prinsip komunikasi dalam Islam sendiri dengan menarik kata  “qaul” disimpulkan ada enam prinsip, yaitu qaulan sadidan (QS. 4:9; 33:70), qaulan balighan (QS. 4:63), qaulan maysuran (QS.  17:28), qaulan layyinan (QS. 20:44), qaulan kariman (QS. 17:23), dan qaulan ma’rufan (QS. 4:5).
  Selanjutnya, merujuk pengertian model pembelajaran di atas, maka model pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami di SD/MI diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis untuk mengorganisasikan proses pembelajaran bahasa Indonesia untuk mencapai tujuan belajar bahasa Indonesia di SD/MI dengan pemberian nilai-nilai ke-Islaman pada pembelajarannya baik berupa bahan ajar maupun pada proses transformasi pembelajaran yang dilaksanakan.
Dari pengertian tersebut, dalam konteks tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang ingin dicapai disamping untuk mengembangkan empak aspek keterampilan berbahasa sekaligus membantu peserta didiknya untuk memahami, menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. serta berakhlak mulia, maka dapat dilakukan, pertama dengan pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan prinsip pembinaan keimanan dan ketakwaan serta pembinaan terhadap guru bahasa tentang keimanan dan ketakwaan. Dengan kata lain, guru bahasa Indonesia di samping mengajarkan bahasa juga mengajarkan ajaran Islam dan akhlak berbahasa baik secara eksplisit maupun implisit. Cara kedua, menekankan peran guru dalam mentransformasikan nilai-nilai agama melalui pembelajaran bahasa Indonesia (Anshori, TT).
Sehubungan itu, Yasri (2009) memaparkan beberapa strategi pembelajaran yang dikaitkan dengan penanaman nilai-nilai ajaran Islam dilakukan dengan cara, yaitu: selalu menyebut nama Allah, penggunaan istilah, ilustrasi visual, aplikasi atau contoh-contoh, menyisipkan ayat atau hadits yang relevan, penelusuran sejarah, dan jaringan topik. Aplikasi model pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami di SD/MI sesuai pendapat Yasri tersebut dikembangkan sebagai berikut:
a)      Selalu menyebut nama Allah
Sebelum pembelajaran dimulai, ditradisikan diawali dengan membaca Basmalllah dan berdoa bersama-sama. Dalam RPP dapat dimuatkan secara eksplisit penyebutan/pengucapan Basmallah dan bacaan doa belajar. Kemudian pada setiap tahap demi tahap dalam memulai dan mengakhiri pengerjaan soal dalam pembelajaran bahasa Indonesia diupayakan diawali dan ditutup secara bersama-sama dengan mengucap Basmalah dan Alhamdulillah. Tenaga pendidik atau pengajar hendaknya selalu mengingatkan kepada peserta didik betapa pentingnya kita selalu ingat, mengatasnamakan Allah untuk segala aktivitas dan bersyukur kepada Allah, apa lagi ketika sedang menggali ilmu-Nya Allah.
b)      Penggunaan Istilah
Istilah dalam bahasa Indonesia sangat banyak. Diantara istilah tersebut dapat ditambah dengan peristilahan dalam ajaran Islam, antara lain: penggunaan istilah bahasa dalam bahasa arab, nama, cerita/peristiwa atau benda yang bermuatan islam. Misalnya: penggunaan istilah bahasa dalam bahasa arab (membaca-qiraah, menulis-kitabah, menyimak-istima’, tahfidz, tahqiq, tartil, dll), nama (Ahmad, Fatimah, Khodidjah), cerita/peristiwa (mujizat para nabi, surga dan neraka), benda-benda (kitab-kitab suci, masjid).
c)      Ilustrasi visual
Alat-alat dan media pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dapat berupa wacana Islami, cerita bergambar yang divisualisasikan dengan gambar-gambar atau potret-potret yang Islami, dll.
d)     Aplikasi atau contoh-contoh
Dalam menjelaskan suatu kompetensi dapat menggunakan bahan ajar dengan memberikan contoh-contoh aplikatif. Misalnya dalam keterampilan membaca-menulis diajarkan posisi membaca dan memegang pensil serta adab-adab membaca alqur’an, dalam keterampilan berbicara dapat dijelaskan dan dicontohkan teknik komunikasi berdasarkan prinsip komunikasi Islam sesuai lawan bicara dan tujuan pembicaraan, seperti seni berkomunikasi dengan orang tua atau yang lebih tua, dengan guru, dengan teman, dll.
e)      Menyisipkan ayat atau hadits yang relevan
Dalam pembahasan materi tertentu dapat menyisipkan ayat atau hadits yang relevan dengan aspek keterampilan berbahasa Indonesia yang ingin dikembangkan, antara lain: (1) pembelajaran membaca (surat al Alaq 1-5, dll), (2) pembelajaran (surat 47:21 dan surat 7:157, dll).  (3)  Pembelajaran berbicara (surat 2:163, dll). (4) Pembelajaran menulis (surat 68:1, surat 16:125, surat 16:10-11, surat 3:17, surat 16:96 dll).  (5) Dalam mengapresiasi karya sastra (surat 16:44, surat 53:3-4, surat 17:23, surat 31: 11, 18 dll).
f)       Penelusuran sejarah
Penjelasan suatu kompetensi dapat dikaitkan dengan sejarah Islam. Misalnya dalam pembahasan membaca dan menulis dapat disampaikan sejarah pengkodifikasian alquran, tradisi tulis menulis di kalangan Islam pertama, para sahabat nabi yang ahli baca tulis, dll.
g)      Jaringan topik
Mengaitkan bahasa Indonesia dengan topik-topik dalam disiplin ilmu lain sesuai dengan SK-KD atau KI-KD yang terdapat dalam kurikulum.
Sementara itu, sebagai sebuah model pembelajaran, model pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami terdiri dari beberapa komponen. Masing-masing komponen model pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1)        Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Nilai-Nilai Islami
       Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami merupakan pengembangan dari tujuan pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya sebagaimana tercantum dalam standar kompetensi lulusan mata pelajaran bahasa Indonesia SD/MI yang meliputi empat aspektujuan: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pengembangan ini dilakukan sebagai konsekuensi dari perkembangan zaman dan tuntutan kebutuhan akan adanya pembelajaran bahasa Indonesia disamping untuk mengembangkan empak aspek keterampilan berbahasa sekaligus membantu peserta didiknya untuk memahami, menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. serta berakhlak mulia.
2)        Nilai-nilai Islami yang Diintegrasikan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia SD/MI
       Nilai-nilai Islami yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran bahasa ini mempertimbangkan faktor materi PAI untuk SD yang meliputi aspek akidah, syari’ah, dan akhlak. Sebagai contoh landasan transenden/ayat-ayat alquran yang hendaknya diberikan kepada para siswa dalam rangka mengintegrasikan pembelajaran bahasa yang didasarkan pada kelompok keterampilan yang  terdapat dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yakni: a) Dalam  pembelajaran membaca, landasan religius yang bisa ditransformasikan berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam surat al Alaq 1-5. Kelima ayat tersebut merupakan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw. ketika beliau diangkap menjadi nabi dan rasul. Berlandaskan ayat di atas, membaca menjadi salah satu keharusan. Tanpa membaca manusia akan buta ilmu pengetahuan, karena membaca merupakan jendela ilmu pengetahuan.  Dalam pembelajaran membaca, guru bisa menyisipkan ayat di atas sebagai  reward agar para siswa tidak hanya membaca karena ingin mendapatkan nilai baik atau disuruh gurunya. Para siswa hendaknya disadarkan bahwa membawa merupakan perintah Tuhan. Dengan demikian, membaca merupakan salah satu bentuk ibadah. b) Menyimak, merupakan media untuk menyerap informasi baik berupa gagasan, ide, pikiran, kehendak, keluhan,  dll. Dalam proses pembelajaran, guru bisa menyisipkan makna dari surat 47:21 dan surat 7:157. c) Berbicara, dalam ajaran Islam pembicaraan yang baik, mengandung manfaat bagi pihak lain, lebih baik nilainya daripada sadaqah yang diikuti dengan cacian kepada si penerimanya. Inilah nilai  transendental dari keterampilan berbicara. Untuk itu perlu diberikan  bagaimana cara pembicaraan (pragmatik)  yang disesuaikan dengan lawan bicaranya dengan menggunakan prinsip-prinsip berbicara dalam Islam,  sehingga komunikasi lisan tersebut memberikan manfaat kepada orang lain (QS. 2:163). d) Menulis, merupakan bagian dari  dakwah,  selama  informasi  yang diberikan bisa membantu orang lain. Menulis merupakan motode efektif untuk menyampaikan informasi secara terbuka. Landasan moral untuk menulis bisa disimak dalam surat 68; 1, surat 16:125, surat 16:10-11, surat 3:17, surat 16:96 dll. Sebagaimana diketahui, wahyu kedua yang diturunka adalah surah al-Qalam (surah ke-68). Pada ayat pertama surat itu tergambar pentingnya qalam (alat tulis) berikut kegiatan tulis-menulis. Kitab suci Alquran sendiri diberikan nama lain yang tidak kalah terkenalnya, yaitu alkitab yang berarti sesuatu yang tertulis. e). Dalam  mengapresiasi  karya  sastra,  selain  memilih  karya  sastra  diperlukan  juga landasan moral untuk mencontoh prilaku orang  lain secara benar. Landasan moral ini  bisa dilihat dalam  surat 16:44,  surat 53:3-4,  surat 17:23,  surat 31: 11, 18 dll. Pemilihan  karya  sastra  merupakan  bagian  dari  langkah  untuk  memperkenalkan nilai-nilai akhlak kepada para siswa.
3)        Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Nilai-Nilai Islami
       Materi pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami yang dikembangkan mempertimbangkan faktor-faktor: a) Ruang lingkup materi bahasa Indonesia untuk SD dan keterkaitannya dengan materi PAI untuk SD, b) Materi bahasa Indonesia berdasarkan kerangka teori materi bahasa Indonesia, c) Materi muatan nilai-nilai Islami berdasarkan kerangka teori agama Islam, d) Perkembangan siswa, masyarakat, dan IPTEK, dan e) Pendapat pakar dalam bidang pendidikan bahasa Indonesia dan pendidikan nilai.
4)        Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Nilai Nilai Islami
       Sebagaimana telah dijelaskan diawal bahwa dalam konteks pengembangan model pembelajaran bahasa bermuatan nilai-nilai islami maka pola pembelajaran yang dianggap paling tepat untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam pada siswa SD/MI adalah model pembelajaran tematik dengan pendekatan integralistik yang dikolaborasikan dengan pendekatan pembelajaran bahasa, yakni pendekatan tujuan, struktural, dan komunikatif. Metode yang dapat digunakan di antaranya: metode tata bahasa/terjemahan, metode membaca, metode audiolingual, metode reseptif/produktif, metode langsung, metode komunikatif, metode integratif, metode tematik, metode kuantum, metode konstruktivistik, metode partisipatoris, dan metode kontekstual. Sedangkan, teknik yang digunakan terdiri dari: 1) Teknik klarifikasi; teknik ini merupakan salah satu cara untuk membantu anak dalam menentukan nilai-nilai yang akan dipilihnya. 2) Teknik internalisasi; kalau teknik klarifikasi hanya terbatas pada pemilihan nilai dengan disertai wawasan yang cukup luas dan mendalam, maka dalam teknik internalisasi ini sasaranya kepada tahap pemilikan nilai yang menyatu dalam kepribadian siswa, atau sampai pada taraf karakterisasi atau mewatak.
5)        Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Nilai-Nilai Islami
       Alat-alat atau media yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami dapat berupa wacana Islami, yaitu wacana yang di dalamnya disisipkan ayat-ayat alquran dan alhadist atau media yang divisualisasikan dengan gambar-gambar atau potret yang islami. Yang perlu dilakukan pendidikan dalam menyiapkan media termasuk bahan bacaan adalah disesuaikan dengan tingkat keterbacaan wacana, waktu tersedia, dan bisa tidaknya wacana membangkitkan minat peserta didik.
6)        Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Nilai-Nilai Islami
       Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami dapat dilakukan baik secara tes maupun nontes..
7)  Pola Interaksi Guru dengan Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Nilai-Nilai Islami
      Berdasarkan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran, maka pola interkasi guru dengan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami, adalah:
  • Pendidik dan peserta didik hendaknya memiliki hubungan yang akrab, bagaikan hubungan orang tua dengan anaknya.
  • Pendidik dan peserta didik memiliki niat yang benar dalam pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami.
  • Pendidik hendaknya mampu memberikan materi pembelajaran bahasa Indonesia yang mendidik dan bermakna, baik untuk kepentingan hidupnya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
  • Pendidik hendaknya mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep bahasa Indonesia dan nilai-nilai Islam bagi peserta didik dengan pembinaan keterampilan bahasa Indonesia.
  • Pendidik hendaknya mampu memberikan model/contoh yang dapat diamati dan ditiru oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-harinya.
  • Pendidik hendaknya mampu mengembangkan sikap komunikasi terbuka dan komunikasi yang jelas dengan peserta didik.
  • Peserta didik memiliki ketaatan dan kepatuhan kepada pendidika atas dasar pendekatan normatif, yaitu penunaian kewajiban yang akan mendatangkan ilmu yang bermanfaat.
  • Peserta didik dituntut untuk mengamalkan ajaran Islam yang dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
  • Peserta didik dituntut untuk semangat dalam belajar mandiri atau kelompok dengan suasana penuh kekeluargaan.
  • Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai islami hendaknya memiliki suasana yang menyenangkan.
F.       Penutup
Dari uraian diatas dapat disimpulkan model pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami bertujuan untuk mengembangkan empak aspek keterampilan berbahasa peserta didik sekaligus membantu peserta didiknya untuk memahami, menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. serta berakhlak mulia. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan dua cara: pertama,  transformasi nilai-nilai Islami (religi) oleh guru secara implisit atau eksplisit dalam proses pembelajaran bahasa. Kedua, pemilihan bahan ajar yang mendukung terintegrasinya antara materi bahasa dan nilai-nilai Islami. Dengan demikian, diharapkan guru bahasa Indonesia dalam memahami nilai-nilai agama dalam konteks bahasa perlu ditingkatkan. Hal ini disadari karena terintegrasinya pembelajaran bahasa dengan nilai Islami bergantung pada kepiawaian guru dalam memberi makna dan membuka hikmah di balik semua proses pembelajaran bahasa, dan yang tidak kalah penting adalah perlu dirumuskan bahan ajar yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran bahasa untuk pengembangan berbahasa sekaligus IMTAQ para siswa mengingat wacana yang dikutip dalam buku-buku paket belum bisa mendukung terintegrasinya nilai-nilai agama Islam dengan pembelajaran bahasa Indonesia SD/MI.

DAFTAR PUSTAKA

 Ali, M. 2007. Modul Teori dan Praktek Pembelajaran Pendidikan Dasar. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Alquran dan Terjemahnya. 1971. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah.
Anshori, Dadang S. TT. “Ruh Islam dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”. E-book. Tersedia di Internet.
Cahyani, Isah. 2009. Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1989. Jakarta: Balai Pustaka.   
Depdiknas. 2006. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Jakarta: Balai Pustaka.
Kohar, Ahmad Wachidul. 2010. “Membumikan Pendidikan Nilai Melalui Integrasi  Nilai Islam Dalam Pembelajaran Matematika”. Makalah Disamapaikan dalam Seminar Pendidikan Matematika. Tersedia di http://bangqohar.wordpress.com//.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia  Nomor  81A  Tahun 2013  Tentang  Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran.
Sanjaya, Wina. 2006. Stretegi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:  Prenada Media.
Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Alquran. Jakarta: Gema Insani Press.
Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Yasri. TT. “Strategi Pembelajaran Matematika Bernuansa Islami”. http://bdkpadang.kemenag.go.id/. Diakses Tanggal 25 Oktober 2014.
Zuchdi, Darmiyati. 2010. Pendidikan Karakter dengan Pendekatan Komprehensif Terintegrasi dalam Perkuliahan dan Pengembangan Kultur Universitas. Yogyakarta: UNY Press.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...